21 November 2008

jie

JIE

Awalnya ini hanya percobaan Dari rasa penasaran yang sangat ingin tau. Sudah dua tahun lebih aku mengkonsumsi barang haram itu. Saat itu aku harus menjalani masa yang sangat sulit, dimana aku harus melawan rasa sakit ketika aku membutuhkannya. Dalam ruang hangat saja aku merasa kedinginan bahkan sangat dingin. Adakah yang dapat menolongku selain obat itu. Empat tahun lalu saat tahun baru, Jie memberi aku obat setan itu, tapi dalam hitungan menit obat itu sudah habis aku minum. Padahal hanya obat yang dulu aku tidak suka, tapi saat itu obat bagai makanan favorit ku saja. Rasanya seperti akan mati jika dalam keadaan ‘sakau’. Aku sudah menghubungi jie tapi teleponnya tidak aktif. Mungkin dia sedang pergi. Tapi tidak mungkin dia pergi karena waktu itu jam menunjukan pukul dua pagi. “ apa dia ke clubbing ya “. Biasanya jie pergi ke clubbing pada jam seperti itu entah hanya berjoged saja atu bertransaksi obat. Aku tidak tahan lagi waktu itu. Pikirku waktu itu aku harus mencari jie untuk meminta obat lagi. Lalu aku mengambil kunci mobil Dari dalam saku celanaku. Kemudian aku pergi mencari jie. Pertama aku mulai mencari jie di daerah kemang, aku sudah ketempat jie biasanya berkumpul dengan teman-temannya. Sepertinya malam itu jie tidak ada disana. Tapi kedatangannku ke club tidak sia-sia. Aku bertemu salah seorang kawan jie dan ia memberiku obat dan dia juga berkata bahwa obat itu dari jie. “ jie bilang jam-jam segini lo butuh banget “. Jie memang sangat mengerti aku. Tapi saat aku bertanya dimana jie, ia menjawab tidak tau. Jie mungkin ada dirumah sekarang. Sebelum aku mencari jie, beberapa butir kuminum dan badanku terasa lebih segar, Kemudian aku berniat mencari jie ke rumahnya yang ada di daerah bintaro. Aneh, kalau jie ada dirumah kenapa teleponnya tidak aktif. Dalam perjalanan aku mencoba menghubunginya lagi tapi masih sama seperti satu jam yang lalu. Akhirnya setelah setengah jam berlalu aku sampai juga di rumah jie. Lampu rumahnya masih terang, itu tandanya dia ada dirumah. Lalu aku mengetuk pintu rumahnya. Seorang wanita tua berbadan kurus yang membukakan pintu rumah jie dengan matanya yang membasah karena air mata. Sepertinya kedatangan ku sangat ia nantikan. Aku bertanya ada apa, namun bukan jawaban yang aku dapat melainkan suara tangis yang sangat lirih. Perlahan ia menarik tanganku dan mengajakku ketempat lain. Wanita tua itu mengajakku ke lantai atas. Sesampainya diatas wanita itu menagis lebih kencang sambil menunjukkan jarinya ke arah kamar. Astaga. Jie mengeluarkan busa dari mulutnya. Aku berlari menghampirinya untuk memeriksa keadaannya. Tidak ada. Denyut nadinya tidak ada. Jie mati karena overdosis. Aku tau hal itu saat aku melihat butiran-butiran obat tersebar di samping tubuhnya. Aku menyesal dengan kematian jie. Rasa sesal ini sangat membebaniku sampai sekarang karena sebagai sahabatnya aku tidak bisa mengingatkannya tapi justru malah mengikutinya. Ketika aku akan beranjak dari kamar jie, aku melihat selembar kertas yang digenggam jie. Aku mengambil kertas yang agak lecak karena digenggam terlalu kencang. Lalu aku membacanya.

For pram

Pram sebelumnya gue minta maaf atas kesalahan gue yang udah ngejerumusin lo ke lembah setan. Gue emang pantes disebut setan karena gue udah menghancurkan sahabat gue sendiri. Dan please jangan bilang sama nyokap gue tentang kematian gue ini. Gue sempet nyesel udah pernah make obat itu dan gue ngerasa udah mengkhianati nyokap gue. Tapi itu semua sulit untuk gue lenyapin Dari tubuh gue. Loe tau kan gue pernah nyoba berhenti tapi hasilnya nihil. Pram, surat ini gue tulis sebelum gue mati yaa anggep aja ini surat wasiat tapi sorry sorry maap ya, coz wasiatnya bukan soal pembagian harta warisan tapi sebuah hikmah yang harus lo pahami dan lo mengerti. Kematian gue ini adalah peringatan Dari tuhan supaya lo berhenti make barang keparat itu. Pram, lo sahabat gue dan gue gak mau lo berakhir kayak gue, banyak impian lo yang belom capai. Jalan lo masih panjaaaang banget. Mati karena drugs bukan hal yang membanggakan, jadi lo harus mati karena prestasi. Gue yakin dengan otak encer lo dan semangat, lo bisa jadi arsitek terkenal yanglo impi-impiin Dari dulu dan bikin kuburan gue jadi istana. He…he…he…

Pram, mungkin lo gak tau kalo gue punya mimpi. Mimpi gue itu Cuma satu yaitu ngeliat lo jadi orang yang berhasil. Lo harus berhasil dan jadi arsitek terkenal meskipun berawal dari masalalu kelam. Lakuin itu buat gue, sahabat lo, karena itu impian terbesar gue.

Sekali lagi maafin gue ya dan jangan lupa sampein maaf gue buat mama tapi rahasiain ini dari mama, gue takut entar mama sakit lagi. Pram mulai dari detik ini lo harus tinggalin barang haram itu. Kalo susah lo pergi ke rehabilitasi aja, minta kasih tau sama nico dimana tempatnya.

Oke boss, gue harus cabut ke neraka. Eh, lo jangan nyusul gue ke neraka tapi tunggu gue disurga.

sahabatmu

-Jie-

Surat itu masih ku simpan sampai sekarang. Keberhasilanku saat ini semua berkat jie. Jie yang membuatku bangkit dan memulai lebaran baru yang lebih baik. “ jie, impian lo udah tercapai “. Sebutan arsitek kini sudah kudapatkan. Jie adalah sahabat terbaik yang ada didunia ini yang pernah ku temui. Terima kasih jie, aku akan selalu mengingatmu meski lupa karena usia atau amnesia pun aku akan tetap mengingatmu. Jika persahabatan adalah pengorbanan, maka pengorbanan jie adalah persahabatan terbesar yang pernah ada. Aku ingat ji pernah berpesan padaku saat aku masih sekolah dulu bahwa ‘pengorbanan seorang sahabat adalah bukti Dari ketulusan seseorang untuk sahabatnya’.

The end

Tidak ada komentar: